Karena istilah ini sangat populer di antara mereka yang berkecimpung dalam teknik SEO, saya memilih untuk menterjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Secara ringkas keyword density dapat dijabarkan sebagai rasio frekuensi munculnya keyword di dalam satu halaman web, berapa kali kata kunci tertentu muncul (disebut) dalam satu halaman web.
Jika anda memiliki halaman web yang berisi 1000 kata dalam bentuk teks dan kata kunci yang sedang diukur muncul pada halaman itu sebanyak 10 kali, maka keyword density-nya 1%. Ukuran tadi berbicara untuk keyword berupa satu kata tunggal, bukan frasa.
Kecuali (mungkin) Sergey Brin atau Larry Pages – duo pemilik Google – tidak ada yang mengetahui secara pasti berapa angka keyword density yang paling tepat untuk satu website tertentu.
Kebanyakan praktisi teknik SEO memberikan perkiraan antara 5 sampai 7% sebagai angka yang tepat, namun banyak juga yang meyakini angka yang lebih kecil atau lebih besar dari kisaran tersebut. Sayangnya tidak ada satu angka yang disepakati secara umum sebagai patokan baku.
Karena tidak adanya aturan yang standar, ataupun mungkin hanya sekedar patokan, para pengelola website terpaksa mengambil angka tertentu yang diperkirakannya sebagai angka yang “tepat”.
Dilema disini adalah jika kita memiliki angka keyword density yang terlalu tinggi, maka kemungkinan besar mesin pencari akan menganggap sebagai sesuatu yang sering disebut sebagai “keyword stuffing”, dan karenanya website kita akan mendapatkan ranking yang buruk, atau malah sama sekali dikeluarkan.
Tetapi jika terlalu rendah, mesin pencari mungkin menganggap isi halaman web kita tidak cukup relevan dengan keyword yang ditargetkan.
Meskipun tidak ada patokan tertentu, cukup mudah bagi kita untuk membandingkan website-website milik pesaing yang sukses mendapatkan ranking yang bagus untuk keyword yang kita targetkan. Cukup dengan melihat source code, kemudian membuat perbandingan secara manual. Hampir semua browser menyediakan fasilitas untuk melihat source code suatu halaman web.
Untuk Internet Explorer dari Microsoft dapat mengikuti langkah-langkah ini:
- Buka Internet Explorer, kemudian buka mesin pencari yang anda anggap paling relevan sebagai acuan upaya SEO anda. Misalnya Google.
- Search dengan kata kunci yang anda targetkan, kemudian kunjungi salah satu website yang memiliki ranking yang baik.
- Click View dari menu utama di kiri atas browser. Drop-down list untuk kelompok View akan muncul.
- Click View Source, maka window baru yang berisi teks berupa tulisan dan kode-kode html akan muncul.
Untuk Firefox dari Mozilla dapat mengikuti langkah-langkah ini:
- Buka Firefox, kemudian buka mesin pencari yang anda anggap paling relevan sebagai acuan upaya SEO anda. Misalnya Google.
- Search dengan kata kunci yang anda targetkan, kemudian kunjungi salah satu website yang memiliki ranking yang baik.
- Click View, kelompok instrusksi di bawah View akan muncul dalam bentuk drop-down.
- Pilih Page Source untuk membuka kode di window baru.
Ada sedikit perbedaan tampilan source di Internet Explorer dan Firefox, browser lain mungkin memiliki perbedaan juga, tapi pada dasarnya informasi yang terkandung di dalamnya kurang lebih sama. Agak sulit memang membaca isi source ini karena teks yang terkandung didalamnya bercampur dengan kode-kode HTML.
Mungkin perlu beberapa saat sampai anda mulai terbiasa, tapi waktu yang anda buang disini tidak akan sia-sia. Ini adalah cara yang paling baik untuk mengetahui keyword yang dipakai oleh website yang sukses, density-nya, dan penempatannya.
Teknik SEO: Keyword Density