Liwa Gunung Prisma dan Peran Kepemimpinan Perempuan

Liwa Supriyanti

Dengan semakin bertambahnya organisasi-organisasi global terkemuka yang menunjuk CEO perempuan, tren kepemimpinan wanita tampaknya akan terus meningkat. Faktanya, dalam daftar Fortune 500 yang diterbitkan majalah Fortune (daftar perusahaan dengan pendapatan terbesar), tokoh perempuan yang masuk daftar ini mencapai jumlah terbanyak dalam 63 tahun sejarah Fortune.

Menurut Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara dengan pemimpin perempuan terbanyak di dunia. Dalam laporannya terhitung  sebanyak 37% pemangku posisi kepemimpinan adalah perempuan.

Meski demikian, data The Gender Social Norms Index menyebutkan hampir 90 persen laki-laki dan perempuan memiliki semacam bias terhadap perempuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya memang ada berbagai macam definisi dan perdebatan tentang kesetaraan gender.

Namun, ada satu elemen mendasar yang berperan penting dalam menciptakan peradaban yang setara, yaitu dengan peningkatan kapabilitas kaum perempuan, dan laki-laki berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian-pencapaiannya.

Liwa Supriyanti, Pemimpin Perempuan di Industri Baja Nasional

Liwa Supriyanti menjabat sebagai direktur perusahaan baja Gunung Prisma sejak 2017, dan hingga kini ia telah banyak berkontribusi dalam membangun perusahaan mencapai misi-misinya. Sebagai perempuan, beliau menjadi sosok panutan bagi perempuan muda lainnya, karena tidak mudah menjadi pemimpin perempuan di tengah ekosistem bisnis yang didominasi laki-laki.

Sebelum memimpin Gunung Prisma, Liwa Supriyanti telah membangun pengalaman selama lebih dari 20 tahun di industri Perdagangan Kimia & Baja. Liwa telah banyak terlibat dalam memainkan peran-peran penting untuk bekerja sama dengan para tokoh regional dan global.

Liwa Supriyanti mengawali karir pertamanya sebagai akuntan junior di Alumex Dagang Indonesia selepas menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Terhitung sejak tahun 2006 duduk di meja akuntan, Liwa banyak belajar tentang dunia bisnis sejak dini.

Seiring waktu, Liwa Gunung Prisma mampu berkembang menjadi seorang profesional di bidang perdagangan strategis. Kemahirannya dalam merancang strategi, eksekusi, dan ketelitiannya memungkinkan Liwa menangkap peluang secara luas berdasarkan analisis pasar.

Perjalanan Liwa Supriyanti dapat dijadikan contoh bagi kaum perempuan muda serta masyarakat tentang bagaimana seharusnya kita lebih suportif mendukung peran perempuan di dunia bisnis. Karena dengan begitu, potensi SDM dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Menghadapi Bias Gender dalam Meniti Karir

Selain meningkatkan kemampuan perempuan dan dukungan laki-laki terhadap pencapaian karir, menghadapi isu-isu bias gender di tempat kerja perlu dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.

Di luar sana ada banyak perempuan yang memiliki ambisi kuat untuk maju, namun masih ragu dengan potensi diri karena satu dan lain hal. Belum lagi fenomena glass ceiling, yaitu berbagai bentuk hambatan yang dialami perempuan dan kaum minoritas dalam meniti karir.

Ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam menghadapi rintangan karir tersebut. Mulailah dengan lebih percaya diri menunjukkan hasil pekerjaan. Perempuan cenderung enggan membagikan hasil pencapaiannya, yang justru dapat mempersulit jalan untuk berkembang.

Perluas juga jaringan profesional. Jaringan yang luas akan semakin memperbesar peluang seseorang untuk mengeksplorasi karir dan membangun usaha sendiri. Manfaat jaringan profesional tidak bisa dianggap remeh, karena jaringan tidak hanya berguna untuk meniti karir, melainkan juga membantu seseorang dalam menghadapi tantangan pekerjaan.

Kuncinya adalah yakin dengan potensi diri dan senantiasa belajar sekaligus membagikan wawasan di lingkungan kerja terkait kesetaraan hak bagi setiap individu.

 

Liwa Gunung Prisma dan Peran Kepemimpinan Perempuan

About the Author: Andre LS

You May Also Like

Tinggalkan Balasan